Monday 18 January 2016

Pantai Sine Tempat Untuk Melupakan Mantan

Minggu, 17 januari 2015
Pagi itu saya  bangun pukul 07:00 itupun karena mendapat telephon dari sepupu yang meminta untuk mengantar anaknya pijat ke dukun bayi. Alih-alih bergegas mandi dan menyiapkan diri, saya malah memasukkan baju ke mesin cuci dan kembali tidur sampai sepupu saya datang dan seketika mengomel ketika melihat saya masih kumal dengan mata membendul seperti ikan koi karena malamnya panen air mata. tidak perlu saya ceritakan kenapa menangis, karena hari ini saya akan bercerita tentang hari Minggu paling bergairah. Kembali ke skrip, setelah selesai mendengarkan khutbah pagi dari sepupu, akhirnya kakiku melangkah ke kamar mandi dan hanya membutuhkan waktu 10 menit untuk membersihkan diri dan bersolek, gak perlu lama karena kamu tahukan saya kayak Syahrini dengna maju mundur cantik-cantik. Kicauan sepupu perempuan saya ini sungguh dapat membuat segala pekerjaan menjadi cepat selesai.

Kami berangkat ke dukun pijat yang berada di Ds.Sumberejo wetan, 30 menit kami berada di sana. waktu sudah menunjukkan pukul 10.30 dan sayapun teringat saatnya mengisi perut mungilku (yeeeeeeii), kita memilih memakan bakso di tepi DAM atau di Sungai Pulosari yang terkenal murah dan enak! Selesai makan saya diantar pulang dan ternyata tidak ada satu orangpun dirumah, karena bingung ingin melakukan apa saya teringat cucian yang perlu dijemur dibawah terik matahari yang dapat membuat kulit  gosong. Pekerjaan sudah selesai dan (taraaaa) saya masih merasa bosan dengan hari minggu ini.

Sampai akhirnya kawan jathil saya yg bermerk Tissa, mengajak jalan-jalan bersama dengan kawan-kawan reyog cahaya budaya yg kebetulan hampir semuanya adalah orang-orang suwong. Jadi mereka suka menjelajahi tempat wisata di Tulungagung utamanya wisata alam. Mereka mengajak saya ke pantai Sine karena masuknya gratis!!! Saya pun sangat exited dan bersemangat pergi ke pantai untuk yg pertama kalinya setelah menetap di Tulungagung.

 Pukul 12:00 semua berkumpul di rumah mas Ebin rencananya berangkat sehabis Dhuhur tetapi saya ngotot untuk segera berangkat karena tidak sabar dan takut pulang terlalu sore. Tapi taukah kalian apa yg terjadi??? disaat kita sudah bersiap berangkat ban motor milik peyek ternyata bocor. Dan kita semua harus menunggu dia menambal ban. Niat hati ingin cepat berangkat tapi apadaya harus terhambat gara-gara kamu, eh gara-gara ban! Andaikaan ban motor terbuat dari spons yangg tidak bisa bocor.. hhahaa tapi sebenarnya saya betah juga menunggu meskipun lama dirumah mas Ebin. jangan tanya mengapa karena ku tak tahu (sambil nyanyi lagunya ratu).... haha saya tidak akan memberi tahu! setengah jam kemudian semua sudah siap berangkat dan kita bersepuluh pun berangkat menuju patai sine, dijalan saya bernyanyi, berfoto, dan ngepoin si peyek.
 di perjalanan (jangan lupa senyum) cekrek

Nampak jelas wajah  saya sangat bersinar dan tawa yg tidak pernah terlepaskan, tapi semua berubah ketika memasuki jalan menuju pantai yang berkelok, curam dan tajam membuat jantung berdetak lebih kencang ! apakah aku sedang jatuh cinta?? ya enggak lah, ini karena jalannya menakutkan dan peyek yang nyetir dengan kecepatan seperti alap2 membuat bibir ini berhenti tertawa dan tidak henti berdzikir,  ya Allah aku pingin menikah, ah bukan aku takut nyungseep. Alhamdulillah semua berjalan lancar sampai kami tiba di pos peristirahatan. Kami istirahat sambil menunggu Sela yang katanya mau menyusul dengan temannya. Pemandangan hamparan laut lepas yg biru, pepohonan hijau yang rindang gemulai serta perahu nelayan yg terombang ambing disapu ombak menarik perhatian kita untuk berfoto kekinian. Kita berpose dengan gaya yang tidak ajiibb sama sekali tapi itu tidak penting karena memperlihatkan pemandangan yang cantik jauh lebih penting dari meperlihatkan wajah cantik dan tampan kami. 

  yang pake helm itu yang paling jelek

Setelah puas berfoto Sela yg ditunggu pun tak kunjung datang apalah arti aku menunggu bila dia tidak jadi datang, semacam pdkt lama yang ga nembak-nembak, dan kami bergegas menuju pantai.

Yihaaa!!! akhirnya kakiku menginjak pasir Pantai Sine yang mashur itu, kini aku dapat menyaksikan sendiri kemolekan pantai Sine yang menjadi primadona Tulungagung kebetulan saat itu tidak ramai pengunjung. Jadi kami bebas menguasai pantai, akupun langsung berganti baju dan mulai membelai air bersama Tisa dan kawan-kawan. Seakan rindu dengan datangnya gebetan mereka langsung menyosor datangnya ombak dengan gaya sok macho. Semuanya bermain bersama ombak Pantai Sine yang sedang bersahabat, tidak lupa kami juga berselfie bersama pasir, ombak dan perahu. Siang itu seakan Sine menjadi milik anak Reyog Cahaya Budaya, matahari saja tidak berani bersinar terang karena sudah pasti kalah dengan sinar yg terpancar dari senyum dan tawa maut yg dimiliki sang Fajar(kijor) dan kawan nggruwis lainyya.

 Pantai Sine, bagus ya

Sine menjadi saksi kekompakan, keceriaan, kekeluargaan, dan kengenuhan kita.  Hari itu rasanya aku memiliki banyak saudara yang sangat menyayangi dan memperdulikan aku. Tidak hanya bersatu dengan sesama manusia tapi kami anak Reyog Cahaya Budaya yg sudah terbentuk selama lebih dari 1th juga dapat bersatu dg alam.  Dengan tidak membuang sampah sembarangan dan merusak ekosistem pantai kita menjaga keletarian dan kebersihan wisata alam kebanggan kota kita ini, dengan harapan alam juga dapat selalu mempersatukan kami dan menjaga jiwa kekeluargaaan kami.


Lestari alamku lestari negeriku lestari dengan kamu (halah) Mudah-mudahan kami tidak termasuk tunas bangsa yang bersenang-senang menikmati indahnya alam dengan  merusak dan tidak dapat menjaga kesuciannya.
Sudah puas kami bercengkrama di pantai, kami pun bergegas pulang meninggalkan jejak dan kenangan yang terbentuk selama hampir dua setengah jam itu. Dalam hati berkata, selamat tinggal Sine semoga dapat menemuimu dilain waktu dengan orang yang saat ini g ikut. Aku mohon tetaplah Indah dan tetaplah kokoh dan jangan pernah murka kepada kami yang mencintaimu. Semoga suatu saat namamu dikenal dan dikenang oleh dunia beserta kami pemuda-pemudi harapan Tulungagung.

bisa menemui penulis di FB. https://www.facebook.com/profile.php?id=100004979628899

1 comment: