Wednesday 3 February 2016

Senggol Aja Duluu…

oleh: Lubi


Apa yang ada di benak kalian ketika mendengar kata senggol? Adakah yang berfikiran bahwa saya akan menceritakan tentang kejadian dimana saya disenggol seorang pria lalu akhirnya saling jatuh cinta? Kalau ada yang berfikiran seperti itu maka 95% kalian telah menjadi korban FTV. Ini bukan tentang kisah cinta tetapi tentang tempat menumbuhkan rasa cinta (cieee cinta), suatu tempat berwujud pasar yang terletak di Desa Bangoan Kecamatan Kedungwaru, Tulungagung. 
Foto diperoleh dari, Tulungagung.go.id

Masyarakat tulungagung menyebutnya dengan Pasar Senggol kebayangkan mengapa masyarakat menamainya Pasar Senggol, saking ramainya pengunjung di pasar ini maka sering terjadi senggol-senggolan antar pengunjung (tanpa disengaja loh ini) seperti tidak pernah kesepian pasar ini selalu ramai pengunjung mulai pukul 04.00 sudah dipenuhi pelancong ataupun masyarakat sekitar Tulungagung dan pukul 07.00 saya pastikan sudah banyak makanan yang habis digasak pembeli. Lalu apa aja sih yang ditawarkan di dalam pasar ini kok sampai bisa menarik pengunjung seriap hari dan tidak pernah sepi? Lain dari pasar-pasar pada umumnya pasar senggol menyediakan berbagai jenis makanan tradisional jawa dan makanan khas dari Tulungagung seperti Cenil, Gatot, Growol, Nasi Tiwul, Nasi Ampok, Punten dan banyak makanan tradisional lainnya jangan takut apa yang kalian inginkan tidak tersedia karena Pasar ini menyediakan hampir seluruh makanan dan jajanan pasar tradisonal. 

Bagi warga Tulungagung yang berdomisili di luar Tulungagung ataupun luar kota pasar ini selalu menjadi tujuan utama untuk melepas rindu akan cita rasa olahan pangan khas Tulungagung karena saya yakin diluar sana sulit ditemukan pasar yang menyediakan ragam makanan tradisional seperti pasar ini, Ibu saya contohnya ketika pulang dari Singapura beliau selalu minta diantar ke pasar senggol untuk membeli nasi tiwul+daun papaya+sayur ikan pedas serta cenil dan gatot katanya makanan seperti ini jika dimasak di luar negeri rasanya akan berbeda entah apa yang membuat berbeda tapi mungkin karena ini milik tulungagung maka tidak dapat dimiliki di luar kota/Negara. 

Jadi untuk kalian yang sedang berada di luar kota pasar senggol menjadi tempat yang wajib anda sambangi ketika berkunjung ke Tulungagung, sering mampir ke pasar ini dapat memuaskan hasrat bekuliner kita sambil bernostalgia dengan masa lalu (bukan mantan) dimana junkfood dan makanan instant lainnya belum merajai pasar dan mengkontaminasi selera makan masyarakat Indonesia, Tulungagung khususnya. Padahal makanan tradisional jauh lebih sehat dan bergizi dibanding makanan cepat saji tapi mungkin karena era globalisasi mengharuskan kita mengikuti arusnnya maka cenil and the genk perlahan tenggelam terbawa arus dan akhirnya menjadi susah ditemui hingga suatu saat mereka benar-benar hilang disaat itulah kita baru merasakan bahwa kehadirannya sungguh berharga yang akan sangat kita rindukan. Penikmat Cenil yang terbuat dari perpaduan ketela pohon dibalut parutan kelapa ditambah cucuran gula merah kini ditikung oleh mie instan yang dikocok bersama telur dan dan diberi saus sambal (sebut saja omelet) yang sebenarnya tidak mengandung nilai gizi diatas cenil yang tebuat dari bahan alami. Jadi perlu banget mengunjungi Pasar senggol ini, dijamin kalian puas dan betah berlama-lama mengunjungi Tulungagung.

1 comment: